Karakteristik Kelompok
Ada dua karakteristik yang melekat pada suatu kelompok, yaitu norma dan
peran. Yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah tentang norma. Norma
adalah persetujuan atau perjanjian tentang bagaimana orang-orang dalam
suatu kelompok berperilaku satu dengan lainnya. Ada tiga kategori norma
kelompok, yaitu norma sosial, prosedural dan tugas.
Norma sosial
mengatur hubungan di antara para nggota kelompok. Sedangkan norma
prosedural menguraikan dengan lebih rinci bagaimana kelompok harus
beroperasi, seperti bagaimana suatu kelompok harus membuat keputusan.
Adapun karakteristik kelompok secara poin keseluruhan meliputi :
1. Terdiri dari dua orang atau lebih dalam interaksi sosial baik secara verbal maupun non verbal.
2. Anggota kelompok harus mempunyai pengaruh satu sama lain supaya dapat diakui menjadi anggota suatu kelompok.
3. Mempunyai struktur hubungan yang stabil sehingga dapat menjaga
anggota kelompok secara bersama dan berfungsi sebagai suatu unit.
4. Anggota kelompok adalah orang yang mempunyai tujuan atau minat yang sama.
5. Individu yang tergabung dalam kelompok, saling mengenal
satu sama lain serta dapat membedakan orang-orang yang bukan anggota
kelompoknya.
Tahapan Pembentukan Kelompok
Model pembentukan suatu kelompok pertama kali diajukan oleh Bruce
Tackman (1965). Teori ini dikenal sebagai salah satu teori pembentukan
kelompok yang terbaik dan menghasilkan banyak ide-ide lain setelah kosep
ini dicetuskan.
Tahap 1 – Forming
Pada tahap ini kelompok baru saja dibentuk dan diberikan tugas.
Anggota kelompok cenderung untuk bekerja sendiri dan walaupun memiliki
itikad baik namun mereka belum saling mengenal dan belum saling percaya.
Tahap 2 – Storming
Kelompok mulai mengembangkan ide-ide berhubungan dengan tugas-tugas
yang mereka hadapi. Mereka membahas isu-isu semacam masalah yang harus
mereka selesaikan. Anggota kelompok saling terbuka dan mengkonfrontasi
ide-ide dan perspektif mereka masing-masing. Pada beberapa kasus, tahap
storming cepat selesai. Namun ada pula yang mandenk pada tahap ini.
Tahap 3 – Norming
Terdapat kesepakatan dan konsensus antara anggota kelompok. Peranan
dan tanggung jawab telah jelas. Anggota kelompok mulai dapat mempercayai
satu sama lain seiring dengan mereka melihat kontribusi masing-masing
anggota untuk kelompok.
Tahap 4 – Performing
Kelompok dalam tahap ini dapat menyelesaikan pekerjaan dengan lancar
dan efektif tanpa ada konflik yang tidak perlu dan supervisi eksternal.
Anggota kelompok saling bergantung satu sama lainnya dan mereka saling
respect dalam berkomunikasi.
Tahap 5 – Adjourning dan Transforming
Tahap dimana proyek berakhir dan kelompok membubarkan diri. Kelompok
bisa saja kembali pada tahap mana pun ketika mereka mengalami perubahan.
Kekuatan Teamwork
Teamwork atau kerja sama tim merupakan bentuk kerja kelompok yang
bertujuan untuk mencapai target yang sudah disepakati sebelumnya. Harus
disadari bahwa teamwork merupakan peleburan berbagai pribadi yang
menjadi satu pribadi untuk mencpai tujuan bersama. Tujuan tersebut
bukanlah tujuan pribadi, bukan tujuan ketua tim, bukan pula tujuan dari
pribadi paling populer di tim.
Saling mengerti dan mendukung satu sama
lain merupakan kunci kesuksesan dari teamwork. Jangan pernah mengabaikan
pengertian dan dukungan ini. Meskipun terjadi perselisihan antar
pribadi, namun dalam tim harus segera menyingkirkannya terlebih dahulu.
Bila tidak kehidupan dalam tim jelas akan terganggu. Bahkan dalam satu
tim bisa jadi berasal dari latar belakang divisi yang berbeda yang
terkadang menyimpan pula perselisihan. Makanya sangat penting untuk
menyadari bahwa kebersamaan sebagai anggota tim di atas segalanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar