Sabtu, 26 Maret 2016

1. Manajemen menurut Ahli

"Management is the process of planning, organizing, leadership, and control efforts using all members of the organization and the organization's resources to achieve its intended purpose" - James A.F Stoner

"Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan" - James A.F Stoner

"Management is a multi-purpose organ that manages business and manages managers and manages workers and work." - Peter E Drucker

"Manajemen adalah suatu organ yang memiliki beberapa tujuan yang mengurusi bisnis, memanaj para manajer dan memanaj pekerja dan pekerjaannya" - Peter E Drucker

source : http://kalyan-city.blogspot.co.id/2011/04/what-is-management-definitions-meaning.html

2. Fungsi Manajemen
Stoner formulate the four functions of management as follows:
Stoner merumuskan empat fungsi manajemen sebagai berikut :

- Planning (planning) suggests that managers consider the purpose and activities prior to implementation. Their activities are usually based on a method, plan or logic, not merely guess.

- Perencanaan (planning) menunjukan bahwa para manajer memikirkan tujuan dan kegiatannya sebelum melaksanakannya. Kegiatan mereka biasanya berdasar suatu cara, rencana, atau logika, bukan asal tebak saja.


- Organizing (organization) means the managers coordinate human resources and material resources of the organization. The extent to which an organization's effectiveness depends on its ability to deploy existing resources to achieve its goals. Of course, with a more integrated and more terarahnya work will result in more effective organization. Getting Such coordination is one of the task manager.

- Pengorganisasian (organization) berarti para manajer itu mengkoordinir sumber daya manusia dan sumber daya bahan yang dimiliki organisasi. Sejauh mana efektifnya suatu organisasi tergantung pada kemampuannya untuk mengerahkan sumber daya yang ada dalam mencapai tujuannya. Tentu saja, dengan makin terpadu dan makin terarahnya pekerjaan akan menghasilkan makin efektifnya organisasi. Mendapatkan koordinasi yang sedemikian itu adalah salah satu tugas manajer.

- Lead (to lead) shows how managers direct and influence their subordinates, use others to perform specific tasks, with creating the right atmosphere, they help their subordinates to work as possible.

- Memimpin (to lead) menunjukan bagaimana para manajer mengarahkan dan mempengaruhi bawahannya, menggunakan orang lain untuk melaksanakan tugas tertentu, Dengan menciptakan suasana tepat, mereka membantu bawahannya bekerja sebaik mungkin.

- Control (controlling) means that managers attempt to ensure that the organization is moving in the direction of the goal. When one part of the organization headed in the wrong direction, as managers try to find why and then pointed it back to the correct destination.

- Pengendalian (controlling) berarti para manajer berusaha untuk meyakinkan bahwa organisasi bergerak dalam arah tujuan. Apabila salah satu bagian dari organisasi menuju arah yang salah, para manajer berusaha untuk mencari sebabnya dan kemudian mengarahkannya kembali ke tujuan yang benar.

source : http://studimanajemen.blogspot.co.id/2012/08/fungsi-manajemen-menurut-james-af-stoner.html
http://smartitmanagement.blogspot.co.id/2008/10/definition-of-management.html


3. Proses Manajemen

A. Planning

Planning is looking ahead. According to Henri Fayol, drawing up a good plan of action is the hardest of the five functions of management. This requires an active participation of the entire organization. With respect to time and implementation, planning must be linked to and coordinated on different levels. 

Planning berarti perencanaan kedepan. Merujuk pada Henry Fayol, membuat sebuah rencana yang bagus dari suatu aksi adalah bagian tersulit dari 5 konsep fungsi manajemen. Karena membutuhkan partisipasi dari seluruh lapisan organisasi. Dengan melihat keadaan waktu dan implementasinya, perencanaan haruslah melihat dan berkoordinasi dengan bagian-bagian lainnya.

B. Organizing

An organization can only function well if it is well-organized. This means that there must be sufficient capital, staff and raw materials so that the organization can run smoothly and that it can build a good working structure. The organizational structure with a good division of functions and tasks is of crucial importance. When the number of functions increases, the organization will expand both horizontally and vertically.

Sebuah organisasi dapat berfungsi dengan semestinya apabila ia terorganisir dengan rapi. Ini berarti bahwa ada keseimbangan antara modal, para staff dan material dasar sehingga organisasi dapat berjalan mulus dan membentuk sebuah struktur kerja yang baik. Struktur organisasi yang memiliki divisi yang berkerja baik dan tugas yang memiliki banyak fungsi, sangatlah krusial dan penting. Ketika suatu fungsi bertambah, maka organisasi akan berkembang baik secara horizontal maupun vertikal.

C. Commanding

When given orders and clear working instructions, employees will know exactly what is required of them. Return from all employees will be optimized if they are given concrete instructions with respect to the activities that must be carried out by them. Successful managers have integrity, communicate clearly and base their decisions on regular audits. They are capable of motivating a team and encouraging employees to take initiative.

Ketika diberi perintah dan tugas pekerjaan yang jelas, seorang karyawan akan mengetahui secara pasti apa yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya. Semua feedback dari karyawan akan meningkat apabila mereka diberi instruksi yang kongkret dengan tetap menghormati aktifitas yang sekiranya bisa karyawan tersebut lakukan. Seorang manajer yang sukses ialah yang memiliki integritas, komunikasi yang baik dan memiliki dasar pilihan dalam mengaudit sesutu. Ia juga berkapabilitas dalam memotivasi tim nya dan mendorong para karyawan agar berani mengambil inisiatif.

D. Coordinating

When all activities are harmonized, the organization will function better. Positive influencing of employees behaviour is important in this. Coordination therefore aims at stimulating motivation and discipline within the group dynamics. This requires clear communication and good leadership.


Apabila seluruh aktifitas berjalan harmonis, maka organisasi akan berfungsi dengan lebih baik. Pengaruh positif dari tingkah laku sang karyawan sangat penting disini. Oleh karena itu, tujuan dari koordinasi ialah merangsang motivasi dan kedisiplinan dari grup yang bersifat dinamis. Koordinasi ini membutuhkan komunikasi yang baik dan kepemimpinan yang baik pula.

E. Controlling

By verifying whether everything is going according to plan, the organization knows exactly whether the activities are carried out in conformity with the plan.

Dengan memastikan segala sesuatu berjalan sesuai dengan rencana awal, organisasi haruslah mengetahui secara pasti mana aktivitas yang mulai berjalan keluar dari perencanaan awal.

source : http://www.toolshero.com/management/five-functions-of-management/


4. Peranan Manajemen dari Mintz Berg
Mintzberg published his Ten Management Roles in his book, "Mintzberg on Management: Inside our Strange World of Organizations" in 1990.
The ten roles are:

  1. Figurehead 
  2. Leader.
  3. Liaison.
  4. Monitor.
  5. Disseminator.
  6. Spokesperson.
  7. Entrepreneur.
  8. Disturbance Handler.
  9. Resource Allocator.
  10. Negotiator.
Mintzberg mempublikasikan 10 peran manajemennya dalam bukunya yang berjudul "Mintzberg on Management: Inside our Strange World of Organizations" yang diterbitkan di tahun 1990.
10 peranan itu ialah :

  1. Figurehead (Figur panutan)
  2. Leader (Pemimpin)
  3. Liaison (Pemilik banyak link/relasi)
  4. Monitor (Pengawas)
  5. Disseminator (Penyebar info)
  6. Spokeperson (Juru bicara)
  7. Entrepreneur (Pengusaha)
  8. Disturbance Handler (Penangan Gangguan)
  9. Resource Allocator (Pengalokasi sumber)
  10. Negotiatior (Ahli negosiasi)
source : https://www.mindtools.com/pages/article/management-roles.htm

5. Teori Organisasi Klasik
a. Henry Fayol
        Teori organisasi klasik terbagi menjadi 3 yaitu teori administrasi, birokasi dan manajemen ilmiah. Teori administrasi dikemukakan oleh Henry Fayol. Henry Fayol mengambil pendekatan top-down untuk manajemen dengn berfokus pada praktek-praktek manajerial untuk meningkatkan efisiendi dalam organisasi
         Prinsip-prinsip manajemen yang dikembangkan oleh Henry Fayol:
          1. Division of work
             Setiap pekerjaan harus dibagi menjadi tugas kecil dan harus ditetapkan sesuai dengan keahliannya.
          2. Authority and responsibility
             Hak untuk bertindak memberikan pesanan dan perintah sementara tanggung jawab berarti untuk mencapai tujuan.
          3. Discipline
             Fayol menyatakan disiplin dalam hal ketaatan, aplikasi, dan rasa hormat kepada atasan.
          4. Unity of command
             Bawahan harus menerima perintah hanya dari satu atasan.
          5. Unity of direction
             Semua yang bekerja dalam organisasi harus bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama di bawah satu rencana dan satu kepala.
          6. Subordination of individual interest to common interest
             Para pekerja bekerja demi kepentingan umum organisasi, bukan untuk kepentingan individu.
          7. Remuneration
             Pemberian upah harus adil dan memadai, Baik yang berhubungan dengan keuangan maupun yang tidak berhubungan dengan keungan.
          8. Centralization
             Harus ada satu titik tengah dalam organisasi yang melatih keseluruhan arah dan mengontrol dari semua bagian.
          9. Scalar Chain
               Jaringan skalar adalah jaringan atau garis komando dari atasan ke bawahan.
          10. Order
              Sebaik-baiknya hanya satu perintah dapat memberikan pengelolaan yang efisien.
          11. Equity
              Ekuitas akan menciptakan kesetiaan dan pengabdian antara karyawan.
          12. Stability of tenure personnel
              Dalam sebuah organisasi keamanan pekerjaan bagi karyawan sangat penting. Manajemen meprioritaskan pertahanan produktif karyawan.
          13. Esprit de corps
              Manajemen harus mendorong keselarasan dan pemahaman yang tepat antara para pekerja
          14. Initiative
              Manajer harus mendorong karyawan berinisiatif untuk kerja kreatif.
     b. Max Weber
        Teori birokrasi ini dikemukakan oleh Max Weber. Menurut Max Weber teori birokrasi adalah bentuk organisasi yang paling efisien. Menurut Max Weber masyarakat akan mengalami situasi birokrasi dan mustahil untuk menghindari birokrasi. Dengan demikian masyarakat akan menjadi semakin lebih berfikir rasional. Max Weber memiliki elemen kunci dalam teori birokrasi ini, yaitu:
          · Peran didefinisikan secara jelas berdasarkan pekerjaan
          · Hirarki otoritas
          · Prosedur standar
          · Pencatatan teliti
          · Mempekerjakan karyawan hanya jika mereka memenuhi kualifikasi tertentu untuk pekerjaan
     c. Marly Parker Follett
        Menurut Marly Parker Follet didalam teori organisasi klasik terdapat hubungan manusia dengan tingkah laku. Didalam Organisasi terdapat sistem sosial dam aspek-aspek psikologis dan sosiologis. Dia menyarankan para manajer untuk menggunakan konflik secara konstruktif dengan menyarankan tiga cara untuk melakukan hal yang sama, yaitu:
          · Dominasi menyelesaikan konflik
          · Kompromi
          · Integrasi untuk menyelesaikan konflik
source : http://managementlearningcenter.blogspot.co.id/2012/08/principle-of-management-contribution-of.html
 
https://www.boundless.com/management/textbooks/boundless-management-textbook/organizational-theory-3/classical-perspectives-29/administrative-management-fayol-s-principles-167-4018/ 
http://www.business.com/management/management-theory-of-max-weber/

https://www.boundless.com/management/textbooks/boundless-management-textbook/organizational-theory-3/classical-perspectives-29/bureaucratic-organizations-weber-166-4016/

http://publicadministrationtheone.blogspot.co.id/2012/07/scientific-management-and-scientific.html

6. Teori Machiavelli

Machiavelli's insistence on the practicality of his political advice is most evident in his consideration of the personality, character, and conduct of the successful ruler. (Prince 15) No matter what idealistic notions are adopted as principles of private morality, he argued, there is no guarantee that other people will follow them. In order to achieve success in public life, the ruler must know precisely when and how to do what no good person would ever do. 

Machiavelli mendesak dalam sebuah nasehat politiknya bahwa yang paling penting adalah kepribadian, karakter dan perilaku dari para penguasa yang sukses. Tidak peduli apa gagasan idealis yang diadopsi sebagai suatu prinsip -dia mengatakan- bahwa tidak ada jaminan bahwa itu semua akan membuat orang mengikuti penguasa tersebut. Untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupan masyarakat, seorang pemimpin haruslah tau persis kapan dan bagaimana untuk berbuat sesuatu yang tidak akan pernah dilakukan oleh orang yang baik.  

All of this talk about skillful leadership would be pointless, of course, if human beings do not in fact have control over their own actions, but must constantly live at the mercy of blind fate or fortune. 

Semua ucapan tentang pemimpin yang berdedikasi akan tidak berarti, tentunya, bila orang-orang pada kenyataannya tidak mampu mengontrol tindakannya sendiri, selain hanya berharap pada belas kasih dari takdir buta atau keberuntungan.

source : http://www.philosophypages.com/hy/3v.htm

7. Teori Maozedong
At its core, Maoism is first and foremost a utopian vision. Throughout Mao's political career, he fought for the ideal of universal justice and equality "all under heaven." This vision derived at one level from Mao's Sinification of Karl Marx's concept of a communist society, yet it was also compatible with the age-old Confucian ideal of a "society of great harmony." Despite the vision's central position in Mao's conceptual realm, Mao was never able to define clearly the path and the means by which it would be turned into reality. 

Sebagai intinya, Maoism adalah sebuah visi utopia yang pertama. Sepanjang karir politik Mao, dia berjuang dengan idealisme kesetaraan universal dengan semboyan "all under heaven" (semua dibawah naungan surga). Visi ini berasal dari salah satu tingkat konsep komunis-sosialis milik Karl Marx, yang ini juga selaras dan seumur dengan konsep "society of great harmony" atau "keharmonisan masyarakat". Terlepas dari visi akan konsep dunia Mao, ia tidak pernah mampu mendefinisikan secara jelas tentang jalan apa yang harus dilakukannya untuk merealisasikan pemikirannya tersebut.

(Secara inti, teori Mao mengusung konsep sosialis-komunis yang ingin menyetarakan kebahagiaan seluruh masyarakatnya. Dengan memimpin secara tegas dan ketat serta membuat batasan-batasan sehingga seluruh masyarakat dari segala aspeknya akan merasakan kebahagiaan atau penderitaan yang sama)

source : http://www.encyclopedia.com/topic/Maoism.aspx

8. Filosofi Frederick A Taylor

In 1911, Frederick Winslow Taylor published his work, The Principles of Scientific Management, in which he described how the application of the scientific method to the management of workers greatly could improve productivity. Scientific management methods called for optimizing the way that tasks were performed and simplifying the jobs enough so that workers could be trained to perform their specialized sequence of motions in the one "best" way.

Pada 1911, Frederick Winslow Taylor mempublikasikan hasil kerjanya, The Principles of Scientific Management atau Prinsip-Prinsip Manajemen Sains, yang didalamnya dia deskripsikan bagaimana mengaplikasikan metode saintifik menjadi sebuah sistem manajemen karyawan yang dapat mendongkrak produktifitas secara drastis. Metode manajemen saintifik disebut-sebut sebagai pengoptimalan pada pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan dan mempersingkat pekerjaan itu sehingga para pekerja dapat dilatih untuk melakukan pekerjaan tersebut hingga mahir dalam bidang tersebut.

Prior to scientific management, work was performed by skilled craftsmen who had learned their jobs in lengthy apprenticeships. They made their own decisions about how their job was to be performed. Scientific management took away much of this autonomy and converted skilled crafts into a series of simplified jobs that could be performed by unskilled workers who easily could be trained for the tasks.

Merujuk pada manajemen saintifik, pekerjaan dilakukan oleh tangan-tangan para pengrajin yang sudah berpengalaman dan memperdalam ilmu praktek pekerjaan bidang mereka. Mereka sendiri-lah yang menentukan bagaimana mereka akan melakukan tugas mereka. Manajemen saintifik mengambil jauh langkah tentang otonomi dan merubah sebuah pekerjaan sulit menjadi tugas yang sederhana, yang dapat dikerjakan bahkan oleh orang tidak terlatih yang nantinya akan dilatih dan difokuskan untuk melakukan tugas pekerjaan tersebut.

source : www.netmba.com/mgmt/scientific/